Rasio Hutang terhadap PDB

Apa itu Rasio Hutang terhadap PDB?

GDP to Debt Ratio adalah metrik yang digunakan untuk membandingkan hutang suatu negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) dan mengukur leverage keuangan perekonomian, yaitu kemampuannya untuk membayar kembali hutangnya. Sebuah negara dengan rasio yang tinggi, tidak hanya akan mengalami kesulitan dalam membayar utangnya tetapi juga tidak akan dapat mencari hutang dari para pemberi pinjamannya, karena ada kemungkinan lebih tinggi untuk gagal bayar.

Rumus Rasio Hutang terhadap PDB

Diberikan di bawah ini adalah rumus untuk menghitung rasio hutang terhadap PDB.

Rasio Hutang terhadap PDB = Total Hutang Suatu Negara / Total PDB suatu Negara

Sebuah negara dengan rasio yang tinggi akan berusaha untuk meningkatkan ekonomi dan pertumbuhannya dan sebagai gantinya juga akan membutuhkan pembiayaan yang besar. Tetapi karena rasio yang tinggi, seringkali tidak dapat mengumpulkan uang dari pasar domestik dan internasional. Negara-negara tersebut mencoba menurunkan rasio mereka, tetapi itu bukan perubahan dalam semalam dan beberapa tahun berlalu untuk menurunkan rasio tersebut. Keresahan rasio ini sering terlihat selama resesi ekonomi, masa perang atau praktik pinjaman bangsa lainnya. Ini dinyatakan sebagai persentase, tetapi analisis dimensi lebih lanjut dapat dilakukan untuk menghitung berapa tahun hutang dapat dilunasi.

Menurut IMF, pada 2019 rasio utang terhadap PDB Jepang adalah 234,18% menjadi yang tertinggi diikuti oleh Yunani sebesar 181,78% dan Sudan sebesar 176,02%. Amerika Serikat sebesar 109,45%, Prancis 96,2% Inggris Raya 85,92%, India 67,29%, dan China 54,44%.

Sesuai catatan IMF, berikut adalah grafik yang menunjukkan Debt to GDP Ratio beberapa negara untuk tahun 2018 dan 2019.

Bagaimana Cara Menggunakan Rasio Hutang terhadap PDB?

Pemerintah menggunakan rasio ini untuk perencanaan ekonomi dan keuangan. Dengan rasio utang terhadap PDB yang tinggi, pemerintah akan sering mendorong lebih banyak uang ke dalam perekonomian dengan mencetak uang kertas baru, menerbitkan instrumen mata uang asing; memberikan suku bunga rendah kepada bank dan sektor asuransi, serta membawa peluang baru bagi masyarakatnya. Ini memungkinkan investor obligasi pemerintah untuk membandingkan tingkat hutang antar negara.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Bank Dunia, ditemukan bahwa jika rasio hutang terhadap PDB melebihi 77% dalam jangka waktu yang lama, maka akan memperlambat pertumbuhan ekonomi sebesar 1,7% untuk setiap poin persentase hutang di atas tingkat tersebut. Untuk negara berkembang, tingkat pertumbuhan akan menurun sebesar 2% untuk setiap poin persentase tambahan hutang di atas 64%.

Contoh Rasio Hutang terhadap PDB

Di bawah ini adalah beberapa contoh sederhana untuk memahami konsep ini dengan lebih baik.

Anda dapat mengunduh Template Excel Rasio Hutang terhadap PDB di sini - Template Excel Rasio Hutang terhadap PDB

Contoh 1

Katakanlah kita ingin menghitung rasio Debt to GDP untuk 5 negara (secara hipotetis). Untuk ini, kami membutuhkan total utang dan total PDB mereka.

Perhitungan Rasio Hutang terhadap PDB Negara A

  • = 50/75
  • = 66,67%

Demikian pula, kami dapat menghitung negara-negara yang tersisa.

Seperti yang bisa kita lihat, Negara B memiliki GDP tertinggi, yang artinya akan kesulitan membayar utangnya. Seringkali diasumsikan bahwa negara dengan rasio di atas 100% memiliki peluang gagal bayar, yang tidak benar. Dalam contoh di atas, kita dapat memahami untuk Negara Z bahwa ia dapat membayar 78,26% dari total hutang.

Keuntungan

  • Ini memungkinkan investor untuk membandingkan tingkat hutang antar negara sebelum mereka berinvestasi dalam obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.
  • Ini membantu pemerintah, ekonom untuk memahami tren dan pola kejatuhan ekonomi dan membantu mereka menemukan solusi untuk keluar darinya.

Kekurangan

  • Rasio tersebut memberikan gambaran singkat tentang kinerja suatu perekonomian. Namun, karena luasnya data, tidak mungkin mendapatkan detail yang sangat akurat terkait utang dan PDB suatu perekonomian.
  • Perbandingan antar negara tidak bisa semata-mata dilakukan atas dasar debt to equity ratio. Setiap negara berbeda dalam hal ukuran, populasi. Kebijakan pemerintah, tingkat inflasi, dll. Faktor lain juga harus dipertimbangkan memiliki dasar yang sama untuk perbandingan sebelum berinvestasi di pasar saham.

Kesimpulan

Sangat penting bagi pemerintah untuk fokus pada PDB serta rasio utang terhadap PDB. Setiap negara menandai tempatnya di dunia perdagangan dan investasi ketika memiliki ekonomi yang stabil dan berkembang. Memiliki rasio yang lebih tinggi menempatkan mereka pada posisi yang buruk di pasar internasional dan mereka mulai kehilangan ruang lingkupnya di pasar internasional. Perekonomian seperti itu mulai menyediakan barang dan jasa dengan biaya lebih rendah, yang membuat mereka semakin sulit untuk mengatasi hutang mereka (contoh Yunani).

Namun demikian, hal tersebut tidak selalu benar juga untuk negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dll. Karena mereka adalah ekonomi yang kuat dan menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Penting bagi kita untuk tidak hanya melihat matriks keuangan seperti itu tetapi juga melakukan analisis tren untuk memahami secara mendalam.