Rasio keuangan

Apakah Rasio Keuangan itu?

Rasio keuangan adalah indikator kinerja keuangan perusahaan dan terdapat berbagai jenis rasio keuangan yang menunjukkan hasil perusahaan, risiko keuangan dan efisiensi kerjanya seperti rasio likuiditas, rasio perputaran aset, rasio profitabilitas operasi, rasio risiko bisnis, rasio keuangan. rasio risiko, rasio Stabilitas, dll.

Daftar 28 Rasio Keuangan Teratas dengan Rumus & Jenis

Berikut adalah jenis dan daftar rasio keuangan dengan Rumus

  1. Rasio saat ini
  2. Rasio cepat
  3. Rasio likuiditas absolut
  4. Rasio kas
  5. Rasio Perputaran Persediaan
  6. Rasio Perputaran Piutang
  7. Rasio Perputaran Modal
  8. Rasio Perputaran Aset
  9. Rasio Modal Kerja Bersih
  10. Siklus Konversi Uang Tunai
  11. Pendapatan Margin
  12. Pengembalian Investasi
  13. Pengembalian Ekuitas
  14. Penghasilan Per Saham
  15. Leverage Operasi
  16. Leverage keuangan
  17. Leverage Total
  18. Rasio Hutang-Ekuitas
  19. Rasio Cakupan Bunga
  20. Rasio Cakupan Layanan Hutang
  21. Rasio Aset Tetap
  22. Aset Saat Ini ke Aset Tetap
  23. Rasio Kepemilikan
  24. Perlindungan Bunga Tetap
  25. Penutup Dividen Tetap
  26. Rasio Kapasitas
  27. Rasio Aktivitas
  28. Rasio Efisiensi

Analisis Rasio Likuiditas


Jenis analisis rasio keuangan yang pertama adalah Liquidy Ratio. Rasio likuiditas bertujuan untuk menentukan kemampuan bisnis untuk memenuhi kewajiban keuangannya selama jangka pendek dan untuk mempertahankan kemampuan membayar hutang jangka pendeknya. Rasio likuiditas dapat dihitung dengan berbagai cara sebagai berikut: -

# 1 - Rasio Saat Ini

Rasio Lancar disebut sebagai rasio modal kerja atau rasio bankir. Rasio lancar mengungkapkan hubungan aset lancar dengan kewajiban lancar.

Rumus Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Kewajiban Lancar

Rasio lancar suatu perusahaan dapat dibandingkan dengan rasio lancar masa lalu; ini akan membantu untuk menentukan apakah rasio saat ini tinggi atau rendah pada periode ini.

Rasio 1 dianggap ideal yaitu aset lancar dua kali lipat kewajiban lancar, maka tidak akan ada masalah dalam membayar kewajiban, dan jika rasio kurang dari 2, pembayaran kewajiban akan sulit dan efek kerja.

# 2 - Rasio Uji Asam / Rasio Cepat

Rasio lancar umumnya digunakan untuk mengevaluasi solvabilitas jangka pendek atau posisi likuiditas perusahaan secara keseluruhan, tetapi seringkali diinginkan untuk mengetahui posisi yang lebih langsung atau kemampuan membayar hutang instan suatu perusahaan daripada yang ditunjukkan oleh rasio lancar untuk uji asam ini. rasio keuangan digunakan. Ini menghubungkan aset paling likuid dengan kewajiban lancar.

Formula Uji Asam = (Aktiva Lancar-Persediaan) / (Kewajiban Lancar)

Rasio cepat dapat ditulis sebagai: -

Rumus Rasio Cepat = Aset Cepat / Kewajiban Lancar

Atau

Rumus Rasio Cepat = Aset Cepat / Kewajiban Cepat

# 3 - Rasio Likuiditas Mutlak

Likuiditas Mutlak membantu menghitung likuiditas aktual, dan untuk itu, persediaan dan piutang dikeluarkan dari aset lancar. Untuk pandangan likuiditas yang lebih baik, beberapa aset dikecualikan yang mungkin tidak mewakili arus kas saat ini. Idealnya, rasio tersebut harus 1: 2.

Likuiditas Mutlak = Kas + Surat Berharga + Piutang Bersih dan Debitur

# 4 - Rasio Uang Tunai

Rasio kas yang berguna bagi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan.

Rumus Rasio Kas = Uang Tunai + Surat Berharga / Kewajiban Lancar

Jika rasionya tinggi, maka itu mencerminkan sumber daya yang kurang dimanfaatkan, dan jika rasionya rendah, maka dapat menyebabkan masalah dalam pembayaran kembali tagihan.

Analisis Rasio Perputaran


Jenis analisis rasio keuangan yang kedua adalah Rasio Perputaran. Rasio turnover juga dikenal sebagai rasio aktivitas. Jenis rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan. Untuk setiap jenis aset, rasio keuangan dapat dihitung secara terpisah.

Berikut ini adalah rasio keuangan yang biasa dihitung: -

# 5 - Rasio Perputaran Persediaan

Rasio keuangan ini mengukur ukuran relatif persediaan dan mempengaruhi jumlah kas yang tersedia untuk membayar kewajiban.

Rumus Rasio Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan / Rata-rata Persediaan

# 6 - Debitur atau Rasio Perputaran Piutang

Rasio perputaran piutang menunjukkan berapa kali piutang diubah menjadi kas selama periode tersebut.

Rumus Rasio Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Bersih / Rata-rata Piutang Usaha

# 7 - Rasio Perputaran Modal

Rasio perputaran modal mengukur efektivitas perusahaan menggunakan sumber daya keuangannya.

Rumus Rasio Perputaran Modal = Penjualan Bersih (Harga Pokok Penjualan) / Modal Kerja

# 8 - Rasio Perputaran Aset

Rasio keuangan ini menunjukkan berapa kali aset berwujud bersih diserahkan selama setahun. Semakin tinggi rasionya semakin baik.

Rumus Rasio Perputaran Aset = Perputaran / Aktiva Berwujud Bersih

# 9 - Rasio Perputaran Modal Kerja Bersih

Rasio keuangan ini menunjukkan apakah modal kerja telah digunakan secara efektif dalam melakukan penjualan atau tidak. Modal Kerja Bersih menandakan kelebihan aset lancar atas kewajiban lancar.

Rumus Rasio Perputaran Modal Kerja Bersih = Penjualan Bersih / Modal Kerja Bersih

# 10 - Siklus Konversi Uang Tunai

Siklus konversi kas adalah total waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengubah arus kas keluar menjadi arus kas masuk (pengembalian).

Rumus Siklus Konversi Tunai = Hari Piutang + Hari Persediaan - Hari Hutang

Analisis Rasio Profitabilitas Operasi


Jenis ketiga dari analisis rasio keuangan adalah Rasio Profitabilitas Operasi. Rasio profitabilitas membantu mengukur profitabilitas perusahaan melalui efisiensi aktivitas bisnis ini. Berikut ini adalah rasio profitabilitas penting: -

# 11 - Margin Pendapatan

Ini adalah rasio laba bersih terhadap omset dinyatakan dalam persentase. Ini mengacu pada laba bersih akhir yang digunakan.

Rumus Laba Rugi = Laba Bersih / Omset * 100

# 12 - Pengembalian Modal yang Digunakan atau Pengembalian Investasi

Rasio keuangan ini mengukur profitabilitas dalam kaitannya dengan total modal yang digunakan dalam suatu badan usaha.

Rumus Laba atas Investasi = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Jumlah Modal yang Digunakan

# 13 - Pengembalian Ekuitas

Pengembalian ekuitas diperoleh dengan mengambil laba bersih dan membaginya dengan ekuitas pemegang saham; memberikan keuntungan yang disadari manajemen dari ekuitas pemegang saham.

Rumus Laba atas Ekuitas = Laba Setelah Pajak - Dividen Preferensi / Dana Pemegang Saham Biasa * 100

# 14 - Penghasilan Per Saham

EPS diperoleh dengan membagi laba perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Artinya laba atau laba bersih.

Rumus Pendapatan Per Saham = Pendapatan Setelah Pajak - Dividen Preferensi / Jumlah Saham Biasa

Investor menggunakan semua rasio di atas sebelum berinvestasi dan menghasilkan keuntungan maksimum dan menganalisis risiko. Melalui rasio, mudah baginya untuk membandingkan dan memprediksi pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan. Ini juga menyederhanakan laporan keuangan.

Rasio Risiko Bisnis


Jenis analisis rasio keuangan yang keempat adalah Rasio Risiko Bisnis. Di sini kami mengukur seberapa sensitif pendapatan perusahaan sehubungan dengan biaya tetapnya serta asumsi hutang di neraca.

# 15 - Leverage Operasi

Leverage operasi adalah persentase perubahan laba operasi relatif terhadap penjualan, dan mengukur seberapa sensitif pendapatan operasi terhadap perubahan pendapatan. Semakin besar penggunaan biaya tetap maka semakin besar dampak perubahan penjualan terhadap pendapatan operasional suatu perusahaan.

Formula Leverage Operasi =% perubahan EBIT /% perubahan Penjualan

# 16 - Leverage Keuangan

Leverage keuangan adalah persentase perubahan laba bersih relatif terhadap Laba Operasi, dan ini mengukur seberapa sensitif Pendapatan Bersih terhadap perubahan Pendapatan Operasi. Leverage keuangan terutama berasal dari keputusan pendanaan perusahaan (penggunaan hutang).

Rumus Leverage Keuangan =% perubahan Pendapatan Bersih /% perubahan EBIT

# 17 - Leverage Total

Total leverage adalah persentase perubahan laba bersih relatif terhadap penjualannya. Total leverage mengukur seberapa sensitif Pendapatan Bersih terhadap perubahan Penjualan.

Formula Leverage Total =% perubahan Laba Bersih /% perubahan Penjualan

Analisis Rasio Risiko Keuangan


Jenis analisis rasio keuangan kelima adalah Rasio Risiko Keuangan. Di sini kami mengukur seberapa besar leverage perusahaan dan bagaimana penempatannya sehubungan dengan kapasitas pembayaran hutangnya.

# 18 - Rasio Ekuitas Hutang

Rumus Ekuitas Hutang = Hutang Jangka Panjang / Dana Pemegang Saham

Ini membantu untuk mengukur sejauh mana ekuitas untuk membayar hutang. Ini digunakan untuk perhitungan jangka panjang.

# 19 - Analisis Rasio Cakupan Bunga

Rasio keuangan ini menandakan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga atas hutang yang diasumsikan.

Formula Cakupan Bunga = EBITDA / Beban Bunga
  • Rasio cakupan bunga yang lebih tinggi menyiratkan kemampuan yang lebih besar dari perusahaan untuk melunasi kepentingannya.
  • Jika cakupan bunga kurang dari 1, maka EBITDA tidak cukup untuk melunasi bunga, yang berarti menemukan cara lain untuk mengatur dana.

# 20 - Rasio Cakupan Layanan Hutang (DSCR)

Debt Service Coverage Ratio memberi tahu kita apakah Pendapatan Operasional cukup untuk melunasi semua kewajiban yang terkait dengan hutang dalam satu tahun.

Formula Cakupan Layanan Hutang = Pendapatan Operasional / Layanan Hutang

Pendapatan Operasional tidak lain adalah EBIT

Layanan Hutang adalah Pembayaran Pokok + Pembayaran Bunga + Pembayaran Sewa

  • DSCR kurang dari 1.0 menyiratkan bahwa arus kas operasi tidak cukup untuk Pelunasan Hutang, yang menyiratkan arus kas negatif.

Rasio Stabilitas


Jenis analisis rasio keuangan yang keenam adalah Rasio Stabilitas. Rasio stabilitas digunakan dengan visi jangka panjang. Ini digunakan untuk memeriksa apakah perusahaan stabil dalam jangka panjang atau tidak. Jenis analisis rasio ini dapat dihitung dengan berbagai cara sebagai berikut: -

# 21 - Rasio Aset Tetap

Rasio ini digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan cukup bersenang-senang atau tidak untuk memenuhi kebutuhan bisnis jangka panjang.

Rumus Rasio Aktiva Tetap = Aktiva Tetap / Modal Yang Digunakan

Rasio ideal adalah 0,67. Jika rasionya kurang dari 1 maka dapat digunakan untuk membeli aset tetap.

# 22 - Rasio Aset Lancar terhadap Aset Tetap

Rasio Aktiva Lancar terhadap Aktiva Tetap = Aktiva Lancar / Aktiva Tetap

Jika rasio meningkat, keuntungan meningkat dan mencerminkan bisnis berkembang, sedangkan jika rasio menurun berarti perdagangan longgar.

# 23 - Rasio Kepemilikan

Rasio kepemilikan adalah rasio dana pemegang saham terhadap total aset berwujud; ini menceritakan tentang kekuatan finansial sebuah perusahaan. Idealnya, rasio tersebut harus 1: 3.

Rumus Rasio Kepemilikan = Dana Pemegang Saham / Total Aset Berwujud

Rasio Cakupan


Jenis analisis rasio keuangan yang ketujuh adalah Rasio Cakupan. Jenis analisis rasio ini digunakan untuk menghitung dividen, yang harus dibayarkan kepada investor atau bunga yang akan dibayarkan kepada pemberi pinjaman. Semakin tinggi sampulnya, semakin baik. Ini dapat dihitung dengan cara di bawah ini: -

# 24 - Perlindungan Bunga Tetap

Ini digunakan untuk mengukur profitabilitas bisnis dan kemampuannya untuk membayar kembali pinjaman.

Formula Penutup Bunga Tetap = Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak / Beban Bunga

# 25 - Penutup Dividen Tetap

Ini membantu untuk mengukur kebutuhan dividen yang harus dibayarkan kepada investor.

Formula Penutup Dividen Tetap = Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak / Dividen atas Saham Preferensi

Analisis Rasio Kontrol


Jenis analisis rasio keuangan kedelapan adalah Control Ratio. Rasio kontrol dari namanya sendiri, jelas bahwa penggunaannya untuk mengontrol hal-hal oleh manajemen. Jenis analisis rasio ini membantu manajemen untuk memeriksa kinerja yang menguntungkan atau tidak menguntungkan.

# 26 - Rasio Kapasitas

Untuk jenis analisis rasio ini, rumus yang diberikan di bawah ini akan digunakan untuk hal yang sama.

Rumus Rasio Kapasitas = Jam Aktual Jam Kerja / Jam Dianggarkan * 100

# 27 - Rasio Aktivitas

Untuk menghitung ukuran aktivitas di bawah ini, digunakan rumus.

Rumus Rasio Aktivitas = Jam Standar untuk Produksi Aktual / Jam Standar Dianggarkan * 100

# 28 - Rasio Efisiensi

Untuk menghitung produktivitas digunakan rumus di bawah ini.

Rumus Rasio Efisiensi = Jam Standar untuk Produksi Aktual / Jam Aktual Bekerja * 100

Jika persentasenya 100 atau lebih, itu dianggap menguntungkan; jika persentasenya kurang dari 100%, maka itu tidak menguntungkan.