Tingkat rintangan

Berapa Tingkat Rintangan?

Tingkat rintangan dalam penganggaran modal adalah tingkat pengembalian minimum yang dapat diterima (MARR) pada setiap proyek atau investasi yang disyaratkan oleh manajer atau investor. Ini juga dikenal sebagai tingkat pengembalian atau tingkat target yang dibutuhkan perusahaan. Tingkat ini diperoleh dengan menilai biaya modal, risiko yang terlibat, dan peluang saat ini dalam ekspansi bisnis, tingkat pengembalian untuk investasi serupa, dan faktor lain yang berpengaruh langsung pada investasi.

Bagaimana Menghitung Tingkat Rintangan?

Dalam penganggaran modal, ini umumnya terdiri dari dua elemen utama. Mereka adalah sebagai berikut:

  • Unsur pertama adalah cost of capital atau dana perusahaan yang merupakan Weighted Average Cost of Capital (WACC).
  • Unsur kedua adalah formula premi risiko yang sepenuhnya bergantung pada risiko proyek tertentu.

Rumus yang digunakan dalam penganggaran modal adalah

Formula Tingkat Rintangan = Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (WACC) + Premi Risiko (risiko yang akan diperhitungkan yang terkait dengan arus kas proyek)

Contoh

Misalkan biaya modal untuk XYZ Ltd. adalah 8% per tahun ketika mereka mengevaluasi proyek yang ingin mereka investasikan. Manajer yang bekerja di XYZ Ltd. akan menambahkan premi risiko sebesar 5% per tahun untuk mereka proyek yang memiliki arus kas lebih tidak pasti tetapi hanya menambahkan 0,5% untuk proyek yang kurang berisiko dan memiliki arus kas yang dapat diprediksi.

Sehingga kita dapat menghitung Hurdle Rate sebagai 8% + 5% = 13% per tahun untuk proyek yang beresiko dan memiliki arus kas yang tidak pasti sedangkan untuk proyek yang kurang beresiko dengan arus kas tertentu adalah = 8% + 0,5% = 8,5% per tahun .

Manajer di XYZ Ltd. menambahkan premi risiko ke biaya modal atau Weighted Average Cost of Capital (WACC) untuk menentukan tingkat rintangan sehingga mereka dapat melakukan perbandingan yang jelas antara proyek dan memutuskan proyek mana yang baik untuk investasi dan mana tidak cocok untuk investasi.

Mungkin terjadi bahwa proyek berisiko rendah mungkin tidak terlihat terlalu menarik di atas kertas karena potensi arus kas yang lebih kecil, tetapi karena itu, tidak dapat disebut sebagai pilihan yang tidak layak. Hanya karena ini, para manajer setelah menjumlahkan premi risiko dalam persamaan dapat menemukan bahwa proyek berisiko rendah dapat menghasilkan Net Present Value (NPV) yang lebih tinggi yang membuatnya layak untuk investasi.

Mendobrak Tingkat Rintangan

Tingkat Rintangan bertindak sebagai patokan untuk perbandingan antara kelayakan investasi tertentu dan risiko terkait.

  • Dalam penganggaran modal, jika tingkat pengembalian yang diharapkan lebih tinggi dari tingkat rintangan maka investasi tersebut dianggap bagus. Jika tingkat pengembalian lebih rendah, maka investor dapat memilih untuk tidak melanjutkan investasi. Ini juga disebut sebagai hasil impas. Tingkat rintangan minimum umumnya adalah biaya modal perusahaan. Namun dalam kasus proyek dengan risiko lebih tinggi dan banyaknya peluang investasi, tarif meningkat.
  • Untuk hedge fund, tingkat rintangan adalah tingkat pengembalian yang harus dikalahkan oleh pengelola dana sebelum pengumpulan biaya insentif.
  • Saat melakukan analisis Net Present Value (NPV), tingkat rintangan adalah tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas bersih proyek di masa mendatang. Tarif ini sering kali disesuaikan naik dan turun tergantung pada persepsi risiko proyek.

Faktor Kunci untuk Menentukan Tingkat Rintangan

Sebelum berinvestasi dalam proyek apa pun, perusahaan harus terlebih dahulu memutuskan untuk melakukan evaluasi awal untuk mengetahui apakah proyek tersebut memiliki nilai sekarang bersih (NPV) positif. Harus selalu diingat bahwa menetapkan harga yang sangat tinggi dapat menjadi penghalang untuk proyek menguntungkan lainnya. Sekali lagi menetapkan tarif yang rendah juga bisa berakhir dengan proyek yang tidak menguntungkan. Saat menentukan tingkat rintangan, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

  • Nilai risiko harus diberikan untuk risiko yang diharapkan terlibat dengan proyek. Proyek dengan risiko tinggi biasanya memiliki tingkat ini lebih besar dibandingkan dengan proyek yang kurang berisiko.
  • Tingkat inflasi adalah faktor kunci lainnya. Jika ekonomi sedang mengalami inflasi ringan maka itu dapat mempengaruhi tingkat akhir sebesar 1-2%. Mungkin ada situasi ketika inflasi memainkan faktor penentu utama untuk menetapkan tingkat ini.
  • Ini selalu perlu dibandingkan dengan tingkat investasi riil karena tingkat bunga mencerminkan biaya peluang yang diperoleh dari investasi lain.

Batasan

  • Hal ini dapat menjadi bias terhadap investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi, meskipun Net Present Value (NPV) sangat kecil.
  • Ini mungkin akhirnya menolak proyek bernilai dolar besar yang dapat menghasilkan lebih banyak uang bagi investor tetapi dengan tingkat pengembalian yang lebih rendah.
  • Biaya modal umumnya dianggap sebagai dasar tarif ini dan konsep ini dapat berubah seiring waktu.

Kesimpulan

Untuk mencapai profitabilitas jangka panjang dan tingkat investasi yang baik, hal terpenting adalah menentukan tingkat yang dapat diandalkan. Ada situasi ketika persyaratan hukum penting untuk penyelesaian proyek di mana tarif ini dianggap sebagai non-faktor. Dengan tidak terlalu mementingkan risiko atau keuntungan yang diharapkan, proyek penting bergerak maju untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.