Penjualan Tertekan

Arti Penjualan Tertekan

Penjualan tertekan adalah transaksi penjualan yang melibatkan penjualan aset yang mendasari bernilai di bawah nilai intrinsiknya, dan pemilik aset siap untuk menjual aset dengan harga kurang dari nilai pasar dan menanggung kerugian untuk melikuidasi investasinya segera.

Bagaimana Cara Kerja Distress Sale?

Di sini kami membahas cara kerjanya dalam berbagai situasi.

# 1 - Di Real Estat

Hal penting untuk dipahami adalah arti dari aset yang tertekan, yang dalam kasus real estat, adalah properti yang tertekan. Dengan kata sederhana, properti tertekan pada dasarnya adalah properti tua, rusak, rusak, dengan struktur rusak, interior rusak, dan tidak cocok untuk penggunaan akhir tanpa renovasi yang berarti.

Penjual properti tertekan setuju untuk menjual properti kepada pembeli dengan harga yang lebih rendah. Ini terutama terjadi ketika pemilik / penjual properti tidak memiliki cukup dana untuk merenovasi properti dan juga mungkin mengalami krisis ekonomi seperti tidak dapat membayar hutangnya atau keadaan darurat keuangan lainnya. Karena itu, dia menjual properti dengan harga lebih rendah dan menanggung kerugian finansial hanya untuk melikuidasi investasinya dengan cepat.

Di sisi lain, pembeli properti membeli properti tertekan karena dua alasan:

  • Untuk apresiasi modal jangka panjang; atau
  • Untuk memperdagangkan properti untuk mendapatkan keuntungan

Jika pembeli properti tertekan mengantisipasi kenaikan harga yang signifikan di masa depan karena potensi perkembangan lokasi geografis, pembeli dapat merenovasi properti dan menahannya sebagai investasi jangka panjang.

Jika tidak, pembeli properti tertekan, akan memperoleh properti dari penjual dengan harga yang lebih rendah, menanggung biaya renovasi agar properti tersebut sesuai untuk penggunaan akhir dan kemudian menjualnya kepada pembeli baru dengan mendapatkan keuntungan. Ini adalah bagaimana transaksi tertekan terjadi di real estat.

# 2 - Dalam Bisnis

Mirip dengan real estat, transaksi penjualan yang tertekan juga dapat terjadi dalam kasus bisnis. Bisnis yang tertekan adalah bisnis yang terus-menerus merugi atau di ujung tanduk atau bangkrut.

Pemilik atau penjual bisnis menjual bisnis dengan harga yang jauh lebih rendah untuk melikuidasi sisa hasil investasi. Karena itu, penjual mengalami kerugian finansial dengan menjual bisnis dengan harga lebih rendah. Pembeli bisnis membelinya untuk dua tujuan:

  • Jika dia mengantisipasi bahwa produk, layanan, atau merek bisnis memiliki potensi signifikan untuk menghasilkan keuntungan, maka dia membeli bisnis tersebut untuk melanjutkannya dan mendapatkan keuntungan darinya.
  • Selain itu, dia menjual bagian-bagian bisnis untuk mendapatkan harga yang lebih baik daripada harga yang dibayarkan untuk pembelian bisnis, yang menghasilkan keuntungan perdagangan.

# 3 - Saham / Portofolio

Seringkali, investor menjual pendek portofolio saham mereka. Ketika saham mencapai di bawah harga terendah yang dapat ditanggung atau titik stop-loss, investor menjual saham mereka bahkan dengan kerugian hanya untuk melindungi nilai investasi mereka agar mencapai nol.

Contoh Penjualan Tertekan

Transaksi tertekan terlihat jelas dalam bisnis serta transaksi real estat. Misalnya, penjualan bisnis yang terus-menerus merugi dan hampir berakhir adalah contoh penjualan yang tertekan.

Atau, katakanlah, menjual rumah rusak dengan harga di bawah harga pasarnya, di mana pemiliknya siap menanggung kerugian dalam penjualannya adalah contoh lain.

Keuntungan

# 1 - Kepada Penjual Aset Tertekan

Penjualan tertekan memberikan bantalan atas kerugian maksimum yang mungkin ditanggung oleh pemilik aset. Meskipun dalam kasus penjualan aset tersebut, penjual menanggung kerugian finansial, namun tingkat kerugian dapat dikurangi dengan menjual aset segera dengan harga yang lebih rendah daripada berharap untuk harga yang lebih baik. Ini berlaku dalam skenario di mana harga aset secara konsisten turun (katakanlah saham), dan pemilik aset terus memegang aset tersebut untuk mengantisipasi kenaikan harga.

Transaksi penjualan yang tertekan dapat menjadi strategi keluar yang mungkin bagi pemegang aset yang sangat membutuhkan keuangan dan siap menjual aset untuk menurunkan harganya.

# 2 - Kepada Pembeli Aset Tertekan

  • Apresiasi Modal: Jika aset memiliki potensi untuk mengungguli dalam jangka panjang, capital gain jangka panjang tersebut dapat memberikan apresiasi yang signifikan kepada pembeli atas uang yang diinvestasikan.
  • Opsi untuk mengeksekusi perdagangan yang menguntungkan: Pembeli aset yang tertekan mendapatkan properti dengan harga yang lebih rendah, dan dengan memperdagangkan aset pada harga yang lebih baik dengan pembeli baru, dia mendapatkan keuntungan perdagangan atas aset tersebut.

Kerugian dari Penjualan Tertekan

# 1 - Kepada Penjual Aset Tertekan

Kerugian utama adalah bahwa penjual tidak terbatas pada kerugian yang ditanggungnya karena penjualan aset. Penjual melakukan short sell untuk mencairkan investasi segera untuk memenuhi kebutuhan finansialnya, dan menanggung peluang hilangnya apresiasi modal yang dapat dihasilkan aset untuk periode kepemilikan yang lebih lama.

# 2 - Kepada Pembeli Aset Tertekan

Kerugian yang mungkin timbul dari penjualan yang tertekan bagi pembeli adalah pemilihan aset yang salah atau membeli dengan harga yang salah karena kurangnya uji tuntas yang efektif.

Kesimpulan

Transaksi penjualan tertekan melibatkan penjualan aset tertekan pada umumnya dengan harga yang lebih rendah daripada nilai pasar wajarnya karena penjual aset ingin segera melikuidasi asetnya.