Perhitungan Belanja Modal

Bagaimana Menghitung Belanja Modal?

Perhitungan Capex mengukur total pengeluaran atas pembelian aset oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu dan hal yang sama dihitung dengan menambahkan kenaikan bersih nilai Pabrik, Properti, dan Peralatan perusahaan selama tahun tersebut dengan beban penyusutan selama periode yang sama.

Belanja modal (Capex) mengacu pada pengeluaran yang dilakukan oleh bisnis dalam membangun atau mendapatkan aset modal. Aset modal adalah mereka yang memberikan keuntungan bagi bisnis dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Ada dua metode untuk penghitungan Capex -

  1. Dari Neraca & Laporan Laba Rugi
  2. Dari Laporan Arus Kas

Mari kita bahas masing-masing metode Penghitungan Capex secara detail.

2 Metode Teratas untuk Penghitungan Belanja Modal

# 1 - Menggunakan Neraca & Laporan Laba Rugi

Perhitungan Capex dapat dilakukan sebagai berikut -

Perhitungan CAPEX = Kenaikan Bersih PP&E + Beban Depresiasi

  • Kenaikan Bersih PPE - Kita dapat menghitung kenaikan bersih PP&E selama satu tahun dengan mengurangi nilai PP&E pada awal tahun dari nilai PP&E pada akhir tahun sebagai:
    • Kenaikan Bersih PP&E = PP&E di akhir tahun - PP&E di Awal Tahun
  • Beban Penyusutan - Dapat diperoleh dari Laporan Laba Rugi
Contoh 1

ABC Ltd. memiliki saldo berikut sehubungan dengan Properti, pabrik, dan peralatan dalam laporan keuangan.

Dengan menggunakan informasi di atas maka besarnya belanja modal yang dilakukan oleh perusahaan selama tahun berjalan dapat dihitung sebagai berikut:

Contoh # 2

Dalam laporan keuangan Larsen and Turbo Limited, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2018, laporan posisi keuangan memuat informasi sebagai berikut mengenai jumlah belanja modal yang dilakukan oleh Perseroan.

Sumber: LarsenTurbo.com

# 2 - Dari Laporan Arus Kas

Besarnya pengeluaran modal yang dikeluarkan oleh entitas dapat diartikan dari arus kas dari aktivitas investasi, suatu bagian dari laporan arus kas yang disusun oleh entitas.

Arus kas dari aktivitas Investasi memiliki rincian keduanya, jumlah yang dibelanjakan untuk pembelian aset modal dan jumlah yang diterima dari penjualan aset modal. Jumlah arus keluar untuk pembelian aset modal adalah jumlah pengeluaran modal yang dilakukan oleh entitas.

Contoh 1

XYZ Limited memiliki saldo berikut yang berkaitan dengan belanja modal di laporan arus kas perusahaan.

Dengan menggunakan informasi di atas maka besarnya belanja modal yang dilakukan oleh perusahaan dapat dihitung sebagai berikut:

Belanja Modal Bersih yang Dilakukan Perseroan = 450 - 100

Pengeluaran Modal Bersih yang Dilakukan Perusahaan = 350

Contoh # 2

2. Dalam laporan keuangan Larsen and Toubro Limited, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2018, laporan arus kas memiliki item baris berikut dalam kas yang dihasilkan dari aktivitas investasi:

( Diambil dari laporan keuangan Larsen and Toubro Limited)

Sumber: LarsenTurbo.com

Dari contoh diatas maka perhitungan Capex (belanja modal) yang dilakukan oleh perusahaan dapat dilakukan sebagai berikut:

Jumlah Belanja Modal yang dihasilkan = -1136.78-123.32

Jumlah Belanja Modal yang dihasilkan = -1013,46

Kesimpulan

Belanja modal yang dibuat oleh suatu entitas sebagian besar tercermin di bagian Aset tidak lancar, properti, pabrik, dan peralatan di neraca entitas. Selain itu, jumlah arus kas keluar yang dilakukan oleh perusahaan untuk belanja modal ditunjukkan pada arus kas dari bagian aktivitas investasi di Laporan Arus Kas. Jumlah belanja modal yang dihitung sesuai dengan pendekatan neraca dan pendekatan arus kas mungkin berbeda karena alasan seperti uang muka yang diterima untuk penjualan, yang belum tercermin dalam saldo aset di neraca, jumlah yang belum dibayarkan untuk pembelian tetap aset, yang tidak muncul dalam arus kas dari aktivitas investasi.